Saturday 24 March 2012

sekilas tentang Gue


Sekilas tentang
rantaude mister.blogspot.com
hai …
Asalamu’alaikum warah matullahi wabarakatuh..!!
Kenalkan nama gw ENDRIZAL EFENDI, panggilan gw mister, tapi aneh, akhir-akhir ini gw sering di panggil Mister Ajo, alasannya, ya karena adalah Ajo, Ajo adalah panggilan khas laki-laki dari Pariaman, tempat kampung asal gw, makanya gw di panggil  Mister Ajo.

O ya, ini adalah catatan, catatan, ya catatan hidup gw, tapi bukan diary, bukan cerpen atau fiksi lainya, dan ini juga bukan CATHAR ( catatan harian ) tapi ini adalah…. ( A..aaah.. tserah lo mo bilang ini apa..) yang penting ini adalah kisah gw, kisah kami, kisah para anak-anak kampung yang tinggal jauh di pesisir pantai, jauh dari keramaian dan perkotaan ( meski kampungan dan norak juga kadang-kadang, he he he )

Hidup dengan cara kami sebagai anak-anak kampung, menikmati hari dan waktu seolah-olah tampa masalah, seolah-olah kami disini memiliki waktu  yang tampa batas.

Inilah kami..!!!!!

Anak pesisir KABUPATEN AGAM, ujung labung tiku V jorong, kecamatan tanjung mutiara, KAB AGAM, SUMATERA BARAT.
Menikmati hari dan waktu yang tampa batas, serta mencari HIBURAN Ala Anak Kampoung…!!

Inilah Petualanggan Kami…
Mencari Hiburan Ala Anak Kampoung…..!!!

Ingat: ini adalah Hiburan Ala anak kampung, yang mencari hiburan secara Alami…
Melupakan untuk sesaat…
Penat dan kerasnya Perjuangan Hidup
Di luar kampoung kami..
Bahasa gw nyampur INDOMI ( Indonesia-minang )
Nyonk aja ya…!!
Nikmati aja layaknya keripik Balado.. krenyes dan pedas..!!!!

Monday 12 March 2012

anak kampung ngancurin kaca mesjid..!!


Catatan hati : rantaude mister
Akhir tahun : praaang !!!
Kaca mesjid hancur

            Seru dan sangat menegangkan ketika menikmati libur akhir tahun 2011, seru bisa libur dan malamnya bisa bakar-bakar ikan dan begadang sama anak-anak komplek di taman komplek, semuanya telah direncanakan dan di persiapkan secara baik.
            Flash back di 31 des 2011
            Siang sebelum tahun baru, aktivitasku tetap seperti biasa di komplek, subuh kemesjid sholat berjamaah, dan nonkrong di kamar mesjid tempat kawan aku tinggal, kebetulan dia adalah marbot mesjid komplek, setelah membantu teman aku membersihkan mesjid, aku pun ADZAN sholat DZUHUR.
            Sore setelah sholat ashar, aku di ajak anak-anak komplek bermain bola, kebetulan anak-anak yang datang Cuma enam orang termasuk aku, aku dan anak-anak main bola di halaman mesjid, sedikit permainan kasar beberapa anak-anak berusaha memanas-manasi anak-anak lain, setelah cukup lama.
            “ praaang….!!” Bunyi kaca nako kamar marbod hancur, terkena bola, dua buah kaca nako hancur ke lantai.
   

Saturday 3 March 2012

sepenggal cerita tentang.... Gempa ( part 2 )


Suasana Gempa dipasar Tiku.

            Dari pengakuan dan keterangan Warga Tiku dan Mak aku sendiri, mengatakan bahwa hanya satu menit setelah Gempa, semua orang-orang yang ada di pasar Tiku dan sekitarnya, langsung lari berhamburan ke daerah yang lebih Tinggi, seperti desa Cacang, Tidak peduli Tua, Muda dan anak-anak sibuk melarikan diri mereka masing-masing, di tambah lagi banyak orang-orang berteriak-teriak “aia naiak…!!” aia Naiak..!!!. air naik.” Teriak mereka, sehingga membuat suasana bertambah mencekam, tidak peduli dengan Rumah yang sudah Hancur lebur yang penting menyelamatkan diri dari bayang-bayang Tsunami, sangat banyak antara Anak dan Ibu terpisah, sehingga begitu sampai di tempat pengungsian mereka menangis memikirkan anak-anak mereka yang berada entah di mana.
            Selama dua hari di tempat pengungsian, tidak peduli mereka tinggal di mana, yang penting bisa berteduh, karena jumblah yang nmengungsi sangat banyak sehingga tidak mampu di tampung di rumah penduduk-penduduk apalagi banyak rumah yang hancur, dan tidak layak untuk di tempati, jadilah para pengungsi itu tidur dan tinggal sementara di kandang-kandang sapi. Yang penting bisa berteduh dan terhindar dari ke ngerian baying-bayang tsunami.
            Di hari ketiga adek ku pergi berkunjung ke rumah saudara kami di kampung, desa pinjauan, ketika kembali ia menceritakan, semua rumah di sana hancur dan tidajk ada yang bisa untuk di tinggali, jadilah hari ke empat aku pergi kesana di samping untuk melihat ke adaan yang sebenarnya aku datang juga untuk membantu embersihkan puing-puing reruntuhan rumah.
            Di sinilah aku benar-benar melihat dari ke ngerian sebuah bencana gempa itu, rumah hancur, jembatan runtuh, tebing-tebing longsor, belum lagi melihat masyarakat yang hanya duduk termenung di sepanjang jalan dekat rumah-rumah mereka, memikirkan kelanjuttan dari drama kehidupan ini. Berbagai permasalahn mulai muncul datang satu persatu, Bensin lanka, sinyal hilang, jalan-jalan tidak bisa di lewati, hancur terbawa longsor, dan Air bersih yang hilang entah kemana.

            Sedikit banyaknya bantuan telah mulai datang, terutama makanan kaleng dan mi yang berkardus-kardus, dan itu memang sangat membantu, di saat semua system perekonomian terhenti, beberapa Relawan pun sudah mulai menyebar dan ikut membantu warga membersihkan longsoran-longsoran jalan, sebuah kebersamaan yang indah.
            Dan anehnya tidak ada satupun warga di sini yang aku lihat menangis atau meratapi ke jadian ini, mereka ikhlas dan sabar apa adanya, pernah aku bertanya kenapa semua waga di sini menanggapi seperti biasa padahal rumah dan semua yang mereka miliki ikut hancur bersama ke ganasan Gempa itu, “ bagaimana kami akan menangis, namanya saja ujian dari Tuhan, kalaupun menangisi Rumah yang hancur, kita di katakan Bodoh oleh orang-orang, semua rumah disini hancur dan tidak yang menangis kecuali Rumah kita sendiri yang hancur baru kita akan sedih.” Jawab mereka.
            Dari sekian banyak kenangan dan pelajaran yang aku dapatkan setelah Gempa, hanya satu yang benar-benar sangat berkesan dan selalu terkenang olehku sampai sekarang. Pada suatu hari datang sebuah Mobil bantuan dari daerah darek Minang ( sebutan untuk daerah daratan seperti, payakumbuh, solok dskt ) dengan Polos bapak-bapak yang bersama Mobil itu berkata kepada Warga yang berkumpul di Posko Bantuan
            “ maaf bapak-bapak-ibu-ibu, hanya ini yang bisa kami bawa, semoga bisa kita manfaatkan bersama, kalau membantu dengan Uang kami tidak bisa Ekonomi kita kurang lebih sama..!!” kata Bapak itu sambil membuka Truk yang di bawanya, Aku sangat terkejut melihat isi truk itu, isinya, Sawi, lobak, Tomat, bawang, kelapa, mentimun, cabe dan berbagai sayur lainya, mereka juga membawa beberapa beras dan minyak yang sudah di pack-pack, aku terkejut bukan melihat yang di bawanya, tapi aku terkejut melihat akan ke ihklasan dari isi dalam Truk itu, mereka membantu saudara senasib-dan seperjuangan di Muka bumi ini dengan apa yang mereka miliki, hanya dengan sayur-sayur itulah mereka membantu Kami, karena hanya itu yang mereka miliki di di kebun-kebun mereka disana, dengan sayur-sayur itu mereka mendapatkan uang, hari ini mereka membaginya dengan kami yang sedang membutuhkan.
            Dan keterkejutan aku pun semakin bertambah, ketik bapak itu membuka muatan dari truk yang satunya lagi, lagi-lagi bapak itu minta maaf dan berharap semoga apa yang di bawanya dari kampung bisa bermanfaat bagi kami, truk itu berisi berbagai alat perkakas kerja, seperti Cangkul, sekop, parang dan lain-lain, lagi-lagi itu adalah hasil dari kerja mereka bersama di kampung, memang kampung mereka terkenal dengan kerajinan alat-alat rumah tangga. Hanya ucapan sukur dan terima kasih yang bisa aku ucapkan kepada tuhan agar ini menjadi ladang amal bagi mereka.
            Dan tidak hanya itu ke ajaiban yang aku lihat, kampungku yang Notabenenya, bisa di bilang tidak terkena dampak dari Gempa dahsyat itu, pernah waktu awal gempa, datang ke kampung kami bantuan yang di bawa oleh Truk-truk dan relawan, kami dan bersama kepala desa langsung dengan berjiwa besar menolak bantuan itu, karena kami merasa tidak berhak untuk menerimanya masih banyak-banyak kampung-kampung lain yang patut untuk di bantu, dan kami menyarankan agar bantuan itu datang kekampung yang patut untuk menerimanya sesuai dengan pengelihatan kami.

            Tepat satu Bulan setelah Gempa, masih banyak rumah-rumah yang terponkang tidak menentu dan tenda-tenda masih berdiri di depan sang pemilik rumah, dan lagi-lagi air matau jatuh di sepanjang perjalanan menuju padang, ya air mataku jatuh melihat anak-anak sekolah belajar di dalam-dalam tenda-tenda darurat di sepanjang jalan dan tempat.
            Hanya do’a yang bisa ucapkan melihat pemandangan yang mengetarkan jiwa ini, do’a agar Ranah Minang segera bangkit dan Kabau sirah mampu menandukkan Tanduknya terhadap kerasnya dunia ini, hanya do’a itu yang bisa ucapkan karena hari itu Aku pergi berankat Merantau membangun asa dan Mimpiku meninggalkan Ranah Minang.
Hanya inilah sekulimit, kisah yang bisa aku ceritakan sekedar melepaskan ingatan itu agar kita tidak melupakannya tapi menjadikanya pelajaran untuk ke jiwaan ini. Dan benar-benar mengakui arti dari sebuah Rasa kebersamaan sebagai makhluk Tuhan di Muka bumi ini. Love You all.

Sepenggal cerita tentang.... Gempa ( part 1 )


Sepenggal cerita tentang……
Gempa.

            Tulisan ini hanyalah sebagian Kisah yang tercecer dari Gempa Dahsyat yang melanda Kampung Kami beberapa tahun lalu. Kisah ini di tulis sesuai apa adanya yang gue rasakan dan gue lihat sewaktu kejadian dan sesudahnya, jujur dan apa adanya. Dan sesuai Kaca-mata se orang Anak Kampung seperti Gue.
            Gempa. Kata itu masih menjadi sebuah misteri dari Rentetan Ujian-ujian yang kita hadapi sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang hidup Di dunia ini, kita harus bisa menghadapi dengan berbesar hati agar Proses kita menjlani Ujian ini, benar-benar menjadi sebuah ladang amal untuk kita.
            Inilah sepenggal kisah Anak kampung, yang tercecer lalu di rekap dalam bentuk Tulisan bercerita Jujur, lugu polos dan Apa adanya, bukan untuk lucu-lucuan atau menceritakan keseihan tapi hanya sekedar mengingat bahwa kita ternyata masih punya kehidupan, saudara, teman dan kebersamaan dari orang-orang di luar sana yang memiliki rasa dan kebersamaan dengan orang-orang yang membutuhkan.

Tiga  jam sebelum gempa.

Seperti biasa aktivitasku mengantarkan Mak pergi ke pasar untuk berjualan ikan kering kepasar, hari Ini mak berankat agak siang, karena Mak hanya berjualan di Pasar Tiku saja ( pasar kecamatan ) karena sekarang Pasar Tiku sudah rame seperti biasa, tampa ada Firasat apa-apa, setelah membantu Mak memasang Tenda dan menggelar Jualan, aku kembali Pulang, kerja membersihkan Parak ( kebun ).

Satu jam sebelum Gempa.

            Karena hari ini adalah jadwalnya anak-anak latihan Sepak bola, yang di latih oleh temanku David, aku pun ikut pergi kelapangan, seperti biasa, karena aku sangat dekat dengan anak-anak, makanya aku juga membantu David melatih anak-anak kampung latihan bola. Setelah cukup lama latihan, lalu kami bermain Bola bersama beberapa pemuda kampung yang sudah datang ke lapangan, hanya anak-anak yang sudah besar saja yang kami izinkan bermain dengan pemuda kampung.
            Lagi asik bermain Bola, tiba-tiba kami mendengar langit menderu-deru dan berdengung-dengung seperti Bunyi pesawat, semua yang ada di lapangan menoleh ke langit, termasuk juga aku, tapi kami tidak melihat ada pesawat yang lalu. Tiba-tiba Sapi-sapi dan kerbau yang sedang Makan rumput di Pinggir lapangan lari berhamburan Masuk ke dalam Lapangan. ( di kampung kami sapi dan kerbau hanya di lepas saja ). Pemandangan yang sangat luar biasa di mana Sapi dan kerbau berkumpul, berkumpul dan berbaur dengan Manusia.
            Hanya dalam hitungan detik saja setelah bunyi menderu-deru itu, tiba-tiba bumi berguncang dengan hebatnya, bumi yang kami pijak bergoyang dan melonjak-lonjak, “GEMPAAAAA…!!!!” teriak kami bersama-sama di lapangan, dari perasaanku selama ini merasakan Gempa inilah yang terdhsyat dan Lain, ya sangat lain dengan Gempa-gempa sebelumnya, biasanya kalau Gempa bergoyang-goyang, tapi Gempa kali ini, Melonjak-lonjak dan bumi menhentak-hentak seperti ada yang menhantam-hamtam tanah dari Bawah. Seperti ketika kita berada di lantai dua berlantai papan lalu ada yang menghantam-hantam dari bawah pakai kayu.
            Setelah Gempa berhenti semua anak-anak lari keluar lapangan dan memburu peralatan mereka, apa yang bisa mereka ambil terutama sandal-sandal mereka, sementara Sapi-sapi dan kerbau-kerbau itu hanya berdiri dan terbengong-bengong di tengah lapangan, Munkin kalau akau mnegerti apa yangmereka katakan bersama, pasti juga ada rasa ketakutan seperti yang kami rasakan saat itu.
            Karena kami berada di kampung yang cukup tersuruk dan belum ada informasi apapun, aku dan teman-teman tetap melanjutkan bermain Bola sampai Maghribnya.
            Ketika aku pulang main Bola, aku lihat rumaku terbuka begitu saja tampa di kunci, aku memanggil adik-adikku, tapi tidak ada, aku lihat motor juga tidak ada di rumah, dengan santai dan tampa perasaan apa-apa aku pun pergi mandi. Ternyata, hari itu Lampu mati dan cuaca sudah mulai hujan, awan hitam Nampak berarak dengan pekatnya di langit.
            Karena sudah jam Tujuh malam, akupun pergi kerumah tetanggaku, namanya Mak Marten, ternayata Rumah ini kosong dan hanya ada Mak Marten sendiri Di rumah. Semua Keluarga nya telah pergi mengungsi ke Desa sebelah, Takut karena Tsunami katanya. Dan dari sini juga aku baru tahu, ternyata kampungku sudah kosong dan hanya meninggalkan beberapa bapak-bapak dan pemudanya, semua ibu-ibu dan anak-anak telah mengunsi ke desa sebelah atau ke rumah saudar-saudar mereka.
            Hanponku berbunyi, ternyata abangku yang menelpon dari Batam, dia menanyakan kabarku di rumah, ternyata dia mendapatkan inpo dari salah satu radio di batam yang mengabarkan ada gempa dahsyat di padang, dan dari abangku juga aku tahu, ternyata Mak dan adek-adekku sudah pergi mengungsi ke Desa Cacang tempat saudara-saudara Bapakku tinggal. Pantasan tadi aku melihat adikku si Rodi pergi pakai Motor ke lapangan, tapi anehnya dia tidak mengatakan apapun kalau dia pergi mengungsi sama adek cewek ku Teti. Dan itulah terakhir hanponku berbunyi sampai Tiga hari kedepannya Tidak ada sinyal di layar Hp N1200 ku.
            Suasana di kampungku semakin mencekam, lampu mati, Hujan lebat, tidak ada Motor yang masuk atau keluar kampungku, semuanya sudah pergi mengungsi, hanya ada beberapa pemuda dan bapak-bapak yang duduk berkelompok-kelompok di satu rumah dan di satu pos perkumpulan, terutama di tempat jalan-jalan akses menuju laut terdekat, yang bertujuan agar melihat ke adaan air laut naik atau tidak, sesuai ciri-ciri tsunami yang sering di sebutkan di televisi, kami Malam itu memperhatikan air laut.
            Suasana malam itu tambah mencekam, karena Genpa susulan sangat sering terjadi, bahkan dengan getaran sangat Kuat. Jadilah malam itu tidak ada yang tidur dengan Tenang. 
            Suasana bertambah mencekam ketika beberapa dari warga kampungku yang datang dari luar kampungku, mereka menceritakan banyak Rumah-rumah hancur, jalan retak-retak menganga dan jembatan runtuh. Aku dan merinding membayangkan kengerian Gempa malam itu.
            Besoknya, bersama teman sekampungku aku pergi keluar kampungku, semuanya telah berubah dan Hilang, banyak rumah-rumah hancur, sekolah, jembatan ambruk, dan beberapa mesjid yang sudah tidak berbentuk lagi, berbagai kata dan ucapan dari mereka keluar mengatakan bahwa si itu meninggal si ini meningal, hanya satu kata yang bisa di ucapkan waktu itu, “innallillah… !!!!”
            Suasana bertambah mencekam, ketika mendengar kengerian kejadian-kejadian di tempat lain, dan di tambah lagi dari dalam Tivi-tivi mengatakan ke dahsyatan Gempa. Ketika aku Pulang kembali ke kampung, aku melihat ada banyak ibu-ibu yang sedang menangis, ternyata ia mencemaskan anaknya  yang sedang Kuliah di Padang karena belum ada kabarnya sama sekali. Dari orang-orang yang pulang dari padang menceritakan bahwa Padang Hancur lebur Tidak berbentuk lagi, Hotel-hotel Runtuh, sekolah, Tempat Kursus dan beberapa kampus, siapa yang tidak bertambah cemas begitu mendengar Kampus tempat anaknya kuliah hancur dan ambruk.

            Waktu itu pula lah aku melihat, jalan penuh oleh Motor lalu lalang, bahkan lebih banyak dari Waktu Lebaran satu Bulan yang lalu. Semua motor yang lewat, berjalan dengan tertib dan teratur, karena tidak bisa memacu motor dengan kencang, sedikit lengah Motor akan Ambruk masuk kedalam rengkahan-rengkahan Jalan yang menganga besar.. 

BERSAMBUNG..>>>>