Awalnya, rasa Homesick akan kampung sudah bisa aku redam, dengan kesibukan bermain dan berlatih bersama anak-anak Puncak ruko fc, jadi rasa akan kangen denga kampung Hilang dengan sendirinya.
tapi rasa Homesick itu kembali muncul dan menjadi rasa yang Indah ketika di resapi dengan hati, karena dengan rasa Ini aku masih Punya hati akan kampungku. tapi aneh rasa homesick kali ini bukan akan mak atau keluargaku dan juga Bukan akan kampungku, rasa Homesick itu aku rasa kepada Keluarga Kawanku dan Ayahnya, aku tidak tahu kenapa rasa Homesick akan mereka bisa begitu Kuat merasuki Kalbuku, apakah aku terlalu banyak berjanji akan mengunjungi mereka, dan hampir setiap saat aku menanyakan kepada kawanku apakah dia telah menelpon ayahnya, dan selalu dia jawab belum.
"dil, telponlah ayah nko..!" kataku pada suatu hari.
"tak ada nomornya sama aku,..!!" jawab aidil memberi alasan.
pada saat aku lagi kerja aku membayangkan, jangan-jangan aidil nggak ngizinin aku ngomong sama bapak dia lagi, kataku dalam hati, aneh, pada saat aku berpikiran seperti itu bulu aku berdiri semua.
dan benar, pada malam harinya aidil menelpon ayahnya, dan aku ingin ngomong sama ayahnya dia tidak mengizinkan, dengan berbagai alasan ia berusaha menolak.
"ah, malaslah, ntar mister ngomong sama bapak aku, yang tidak-tidak lagi. trus bapak aku marah sama aku..!" jawab aidil memberi alasan.
"mana ada, nggak lah..!!" jawab aku pendek
"aku tuh klo ngomong sama bapak aku yang baik-baik aja cuma, yang jelek-jeleknya aku simpan aja sendiri..!!" jawab aidil lagi. akupun tak ada jawaban akan kata-kata dia.
aneh, sehabis dia mengatakan itu, aku jadi Homesick lagi, ingin aja pergi kemana tapi tidak tahu dan pastinya bukan ingin pulang ke kampungku. dan malamnya aku pun Menagis dulu sebelum tidur
apakah ini juga salah satu karma akan perbuatan.
soalnya beberapa hari sebelumnya aku mengatakan kepada adikku bahwa aku ingin pulang kampung tapi aku pulang nggka kangen sama adikku tapi aku pengin ke payakumbuh.
eh besoknya aku menelpon adikku, dia bilang mak aku marah kalau aku pulang tidak taragak sama dia tapi sama mak akawan aku.
"mendingan nggak usah aja Pulang si mister tu, kalau dia tidak taragak sama awak... alah Ampek tahun dia di situ, bukan taragak sama awak inyo malah taragak samo urang..!!" kata adikku ketika mengatakan marah mak.
"apalah...!!" jawab ku.
"iyalah, kata mister mak ndak taragak sama mister, mister tu malah bilang tak taragak sama amak.. dasar..!!" kata adikku sambil tertawa.
eh benar, besoknya aku benar-benar menunda kepulanganku, karena waktu mempet dengan jadwal Kuliah dan Uang untuk onkospun sudah aku bayarkan untuk biaya KKN aku.
aneh, akhir akhir ini kok jiwa aku sangat rapuh akan sebuah hati dan Jiwa.
melihat banyaknya yang di rasa, ingin rasanya aku melakukan hal sewaktu kecil dulu, berlari dengan bebasnya di tengah padang Rumput dan melompat-lompat di bawah pohon-pohon kelapa, sambil menikmati Derasnya Hujan Turun di antara dahan-dahan Daun Kelapa, rasanya sangat menyenangkan sambil melupakan untuk sesaat beban Hidup, Indah dan Indah.
bayang-bayang akan teriakkan waktu kecil di tengah padang Rumput dan di antara kawanan sapi dan kerbau. Rutinitas kecil yang Indah, berenag di laut bersama kawan waktu kecil. bayang itu makin lama makin Hilang seiring berkabutnya mata menahan embun di hati.
selamat manikmati Hidup hari ini esok dan seterusnya.. hati yang Ikhlas akan hati di sana akan selalu ada untu ku.
tapi apapun yang terjadi dalam Hidup, semua akan indah ketika di jalani dengan hati. apalagi dalam menyambung silahturahmi, sangat Indah kawan ketika kamu menemukan kawan SATU HATI.
ini pesan dari Buya Hamka Untuk Kita kawan:
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, karena sungai mengalir selamanya. ~Buya Hamka ( untuk persahabatan lebih baik kawan..!)
No comments:
Post a Comment