Friday, 10 April 2015

Guru Sen



Cerpen 500 kata
Guru Sen

Aaaauuuunnnngggggg……!!! Bunyi Motor Ikhsan meraung-raung di Teras Rumahnya, siapapun yang mendengarnya Pasti akan Langsung Pusing, apalagi dengan keadaan yang semakin Runyam di saat-saat harga Premium yang tidak jelas ini.

“Ikhsan. Kamu ini, sudah berapa kali bapak bilang, jangan kebut-kebutan di jalan, malah kamu semakin tidak bisa di Larang..!!” Tegur Bapak Ikhsan yang tiba-tiba muncul dari dalam Rumah.


“Ah, Bapak ini, suka kali mendengar kata-kata orang, mereka gak tahu sebenarnya aja Pak.” Ikhsan membantah tuduhan Bapaknya.
“Kamu ini di bilangin malah melawan.!” Rungut Pak Irwan kesal pada anaknya. “Sudah sana, Sholat Ashar dulu. Nanti lanjutin motormu itu”
Ikhsan mengangguk dan masuk ke dalam Rumah.

 **
“Aduh, Sial, Hanya keluar sebentar saja malah kecelakaan.” Kata Pak Irwan sambil masuk rumah.

Ikhsan tertawa, ia ingat kata-kata Bapaknya.
“Katanya, Bapak Sudah Ahli bawa motor dan menghargai Jalanan, kok Malah kecelekaan juga ?” Kata Ikhsan pada Bapaknya.

 “Kamu ini. Masih aja mencari celah agar Bapakmu ini salah di matamu. Sadar dengan Hidup, kita akan bisa kena karma atau malah mendapat musibah lebih berat. Jangan Takabur Nak.” Kata Pak Irwan menasehati Iksan, Ia tahu Ikhsan tidak Kurang ajar padanya, Ia dan Ikhsan sangat Akrab seperti seorang Teman.

“Kok bisa Nabrak Mobil sih Pak ?” Tanya Ikhsan sambil mengoleskan Obat Luka di kaki bapaknya yang lecet.

“Bapak Bingung, ada orang bawa motor sedang Boncengan, yang di belakang memberi isyarat akan belok Kiri, sementara Lampu Sennya mengarah ke kanan. Tapi motornya di tengah-tengah jalan. Bapak Kesel sama yang bawa motor di depan, jadi bapak ambil jalan sisi kiri. Eh gak tahunya ada Mobil di depan yang lagi berenti, jadi bapak Tabrak tuh Mobil yang lagi Berdiri” Terang Pak Irwan

“Bapak sih, bawaannya emosian kalo bawa motor, Gak berbakat jadi pembalap sih, Kita harus sabar dan menghitung kesempatan dalam Detik yang kita punya untuk menyalip Pak. Kayak balap Moto GP itu” Gaya Ikhsan sok Pintar di depan Bapaknya, yang di sambut Gerutuan Bapaknya.

**
“Pak, Ikhsan berangkat latihan Bola..!” Teriak Ikhsan di teras Rumah dan langsung Kabur dengan Motornya tanpa menunggu jawaban Bapaknya.

Ikshan memacu motornya, di belakang Rino sibuk memainkan Gadgetnya. Ikhsan mengerutu sendiri karena di depannya ada Ibuk-ibuk yang bawa Motor berada di tengah-tengah jalan. Ihksan berusaha mencari celah untuk memotong. Ia melihat Lampu Sen ibuk itu belok kanan, Ikhsan langsung mengambil jalan sebelah kiri dan memacu motornya. 

Tapi baru bersiap menarik Gasnya tiba-tiba Motor ibuk itu Belok kiri dengan Cepat, Ikhsan Hampir menabrak ibuk itu, dengan sigap Ikhsan ikut membanting Setang motornya kekiri agar tidak menabrak ibuk itu, Ibuk itu berhasil tidak tertabrak oleh Ikhsan dan melaju dengan aman, tapi Ikhsan Terpelanting dan Terjatuh karena menabrak papan Nama Praktek Bidan, Spartboard motor dan sepatu Bola mereka berserakkan di jalan.

Ikhsan Terduduk lemas melihat Motornya Berderai dimana-mana, Rino berusaha membereskan Pecahan Bodi motor itu, beruntung mereka tidak luka-luka sedikitpun.
Ikhsan Tiba-tiba tertawa dengan keras sendirinya, Ia tertawa Lepas seperti baru saja melepaskan penat di pikirannya. Rino terheran-heran dan bertanya-tanya kepada Iksan kenapa Ia tertawa, ia takut kawannya itu Hilang Ingatan karena kecelakaan tadi,

Ikhsan semakin tertawa bahkan Air mata keluar dari matanya, Ia tertawa karena bersyukur, hari ini ia masih di selamatkan Oleh Allah SWT, apalagi mengingat akhir-akhir ini ia suka sekali membantah kata-kata Bapaknya. Kejadian ini benar-benar pelajaran akan Kehidupannya. Ikhsan semakin Larut dengan Tawanya sementara Rino semakin kebingungan.

No comments:

Post a Comment